Dahulu kala, pada masa India kuno, ada seorang raksasa jahat yang memiliki kastel besar menghadap ke laut. Karena selama bertahun-tahun sang raksasa pergi berperang, anak-anak di desa sekitar kerap datang dan bermain dengan penuh kegembiraan di taman indah milik sang raksasa. Suatu hari, sang raksasa kembali dan mengusir semua anak dari tamannya. 'Jangan pernah datang lagi!' teriaknya sambil mengempaskan pintu dari kayu ek yang besar dengan jijik. Kemudian, dia membuat tembok pualam besar di sekeliling taman agar anak-anak tidak dapat masuk. Musim dingin datang membawa angin dingin yang menusuk, yang biasa terjadi di bagian paling utara subkontinen India, dan sang raksasa berharap kehangatan akan segera datang. Musim semi pun tiba, mendatangi desa yang terbentang di bawah kastelnya. Namun, cengkeraman musim dingin enggan meninggalkan tamannya. Kemudian, suatu hari, sang raksasa akhirnya mencium wangi musim semi dan merasakan sinar matahari menerobos jendelanya. 'Musim semi
Photo by eberhard 🖐 grossgasteiger on Unsplash Dua orang kakek yang sudah lama tidak bertemu membuat janji bertemu di depan sekolah tempat di mana mereka pernah menuntut ilmu. Kira-kira sudah 30 tahun mereka tidak pernah bertemu, dahulu mereka adalah teman yang sangat akrab. Pada pertemuan itu mereka saling memuji tentang apa yang mereka telah capai, tetapi kemudian mereka berdua terdiam lalu menangis. Kakek yang seorang pengusaha berkata kepada sahabat-nya : "Pada akhirnya diusia yang sudah tua ini dan dengan harta yang sangat banyak ini, aku masih iri denganmu yang terus setia melayani Tuhan, yang memikirkan keadaan melampaui yang sementara ini.". Lalu kakek yang lain pun menjawab : "Aku pun iri dengan mu, yang tidak perlu bersusah payah untuk memikirkan makan apa keluarga ku esok hari." Pada akhirnya apapun yang kita lakukan akan dipertanyakan, baik oleh diri kita sendiri maupun orang lain, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Lalu bagaimana agar apa yan